Senin, 08 Mei 2023

10 Umpan Balik Efektif Untuk Rekan Kerja


Bagaimana cara memberikan umpan balik atau feedback pada rekan kerja. Berikut cara-cara memberikan umpan Umpan balik yang efektif. Umpan balik hendaknya memungkinkan si penerima untuk mendapatkan pemahaman tentang apa sebenarnya yang telah ia lakukan dan apa dampak yang ditimbulkannya terhadap diri Anda. Ketika hasilnya bersifat spesifik dan langsung, akan ada peluang yang lebih baik di mana orang yang mendapatkan umpan balik tersebut akan termotivasi untuk memulai, melanjutkan, atau menghentikan perilaku yang mempengaruhi kinerja.

Baca : Info Lowongan Kerja

Bayangkan pernyataan-pernyataan yang mungkin telah Anda ucapkan ke rekan kerja, atasan, atau bawahan yang berkaitan dengan kinerja mereka. Lalu tanyakan kepada diri Anda: Apakah yang dilakukan orang tersebut yang membuat Anda merasa bahwa ia adalah pemimpin yang baik? Apakah yang ia katakan dan bagaimanakah ia menyampaikannya sehingga Anda merasa bahwa ia berkomunikasi dengan baik? Apakah yang dilakukannya yang membuat Anda berkesimpulan bahwa pemikirannya kurang strategis? Pada halaman selanjutnya Anda akan mempelajari cara menjawab pertanyaan seperti itu sembari mengembangkan keterampilan Anda dalam memberikan umpan balik. 

  1. Umpan balik tersebut menghakimi individu, bukan tindakan. Mungkin kesalahan nomor satu yang dilakukan orang-orang dalam memberikan umpan balik adalah menyampaikannya dengan istilah yang menghakimi. Jika Anda berkata kepada seseorang “Anda terlalu kasar,” atau “Anda harus menjadi pemain tim yang lebih baik lagi,” Anda memberikan pesan kuat tentang apa yang “benar” dan “salah” menurut pemikiran Anda dan Anda telah menghakimi bahwa orang ini gagal dalam memenuhi harapan Anda. Umpan balik yang menghakimi membuat orang bersikap defensif. Pada saat kata-kata tersebut terlontar dari mulut Anda, si penerima umpan balik tersebut sudah mendongkol dalam hati “Memangnya Anda siapa berani-beraninya menyebut saya kasar?” Energi yang dicurahkan untuk melindungi diri mereka dari serangan Anda menyebabkan raibnya kesempatan yang ada untuk suatu percakapan yang bermanfaat.
  1. Umpan balik yang terlalu samar. Kesalahan paling umum nomor dua dalam memberikan umpan balik adalah penggunaan ungkapan-ungkapan khas yang umum dan klise seperti “Anda seorang pemimpin yang baik,” “Presentasi Anda hebat,” atau “Anda sangat logis.” Orang yang mendengarkan ungkapanungkapan tersebut mungkin merasa senang mendapatkan pujian tersebut, tapi mereka tidak akan tahu apa persisnya dari tindakan mereka yang mendapatkan pujian dari Anda. Jika Anda ingin mendorong seseorang untuk mengulangi perilaku yang produktif, Anda harus memberi tahu mereka apa yang telah mereka lakukan sehingga mereka bisa terus melakukannya.
  2. Umpan balik yang mengatasnamakan orang lain. Mengatakan sesuatu seperti “Kata Sheila Anda tampak bingung terkait tugas baru Anda,” atau “Menurut laporan orang-orang, mereka merasa Anda terlalu mengontrol mereka,” bukanlah umpan balik yang efektif. Yang ada si penerima akan menjadi sangat bingung dengan pernyataan tersebut dan penasaran dari mana rekan kerjanya mendapatkan pikiran semacam itu atau siapa yang membicarakan dirinya di belakang punggungnya. Dan buruknya, ia mungkin akan merasa dipermalukan karena komentar demikian diterimanya dari Anda, pihak ketiga, dan merasa kesal dengan rekan kerja yang mengungkit masalah tersebut. Orang yang menerima umpan balik itu mungkin menjadi bersikap defensif dan tidak bisa mendengarkan umpan balik Anda.
  3. Umpan balik negatif disisipkan di antara pesan positif. Jika Anda harus memberikan umpan balik negatif, maka Anda mungkin akan tergoda untuk mengawalinya dengan sesuatu yang positif terlebih dahulu, baru kemudian menyampaikan pernyataan negatif, lantas mendinginkan suasananya dengan pesan positif lainnya (sisipan baik-buruk-baik). Maksud Anda mungkin baik, tapi Anda salah sangka jika mengira orang yang mendengarkan umpan balik semacam ini akan mendapatkan pesan yang tepat. Alih-alih, si penerima segera akan memahami apa yang Anda lakukan, memfilter dua sisi positifnya, dan malah fokus pada pesan negatif yang terdapat di tengah-tengah.

Halama 1 2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar