Senin, 08 Mei 2023

10 Umpan Balik Efektif Untuk Rekan Kerja



Cara memberikan umpan balik atau feedback efektif untuk rekan kerja yang selanjutnya adalah :

5.     Umpan balik dibesar-besarkan melalui generalisasi. Kesalahan krusial lainnya adalah menggunakan istilah seperti “selalu” atau “tidak pernah.” Ketika mendengarkan kata-kata ini, orang-orang akan cenderung bersikap defensive karena mereka dapat mengingat banyaknya kesempatan di mana mereka tidak melakukan apa yang Anda nyatakan.

6.     Umpan balik tersebut memiliki analisis kejiwaan (psikoanalisis) terhadap motif yang ada di balik perilaku. Mengatakan kepada seseorang bahwa Anda mengetahui alasan di balik perilaku mereka yang dikarenakan oleh perceraian yang sedang dihadapi, kecemburuan terhadap kemajuan karier rekan kerja, atau kelelahan adalah hal yang tidak efektif karena apa yang Anda rasa sebagai maksud dan motif mereka mungkin salah besar. Umpan balik yang membahas motif mungkin menimbulkan rasa sakit hati pada diri penerima.

Baca : Info Lowongan Kerja

7.     Umpan balik yang berlangsung terlalu lama. Sering kali ketika orang memberikan umpan balik kepada orang lain, mereka tidak tahu kapan harus berhenti. Mereka memberi nasihat, menceritakan pengalaman pribadi, dan mencoba memecahkan masalah orang lain. Orang-orang yang menerima umpan balik butuh waktu untuk mencerna dan meresapi informasi yang baru saja mereka terima.

8.      Umpan balik berisikan ancaman tersirat. Mengatakan kepada seseorang bahwa pekerjaannya berada dalam situasi yang berbahaya (“Apakah Anda ingin sukses dalam perusahaan ini?”) tidak mengukuhkan perilaku baik atau menggambarkan perilaku buruk. Hal ini hanya akan menimbulkan rasa permusuhan.

9. Umpan balik yang menggunakan humor yang tidak tepat. Jika Anda tidak nyaman memberikan umpan balik, atau jika terkadang Anda berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu, Anda mungkin menggunakan sarkasme sebagai pengganti umpan balik. Tetapi mengucapkan “selamat sore” ke rekan kerja yang terlambat sepuluh menit di rapat pagi hari tidak akan membuat orang yang bersangkutan paham bagaimana perilaku tersebut berdampak terhadap Anda atau menjelaskan alasan untuk perlunya mengubah perilaku tersebut.

10.      Umpan balik dalam bentuk pertanyaan, bukan pernyataan. Menyampaikan umpan balik dalam bentuk pertanyaan (“Apakah menurut Anda, Anda bisa lebih memberikan perhatian pada rapat kita berikutnya?”) adalah terlalu bertele-tele sehingga tidak efektif. Hal itu juga dapat ditafsirkan sebagai ungkapan pedas yang mungkin ditanggapi si penerima secara defensif, atau retoris yang ditanggapi si penerima dengan ketidakacuhan.

Baca : Pelaksana Performance Review Gubernur

Apabila anda ingin mengetahui lebih lanjut perihal 

• Memberikan umpan balik yang efektif ke atasan, rekan sejawat, atau bawahan yang secara akurāt menyampaikan apa yang ada di pikiran Anda tanpa menyalahkan atau menghakimi.

• Menjadi lebih sadar akan perilaku sesungguhnya dari seseorang dan pesan yang dikirimkan oleh perilaku tersebut.

• Meningkatkan kesadaran Anda akan respons emosi yang Anda miliki terhadap tindakan orang lain.

• Meningkatkan kemungkinan Anda untuk menerima lebih banyak umpan balik efektif yang dapat digunakan untuk pengembangan diri Anda sendiri. Sepuluh Kesalahan Umum dalam Memberikan Umpan Balik

Anda bisa membaca lebih lanjut pada buku yang di tulis oleh Sloan R. Weitzel yang di cetak oleh Center for Creative Leadership.  Versi aslinya diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul Feedback That Works: How to Build and Deliver Your Message, 

Halama 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar